©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.

Pengetahuan mengenai agama pada Zaman Perunggu amat sangat sedikit. Terlepas dari beberapa rujukan, tulisan, dan lembaran tanah liat Linear B, informasi yang ada membuat kita hanya bisa berspekulasi. Sehingga sebagian besar informasi kita letahui dari bukti-bukti arkeologis, seperti misalnya patung, arca, miniatur, dan lukisan dinding. Bahkan dengan semua prasasti ini, kita masih belum bisa sepenuhnya mengungkap mengenai para dewa yang disembah pada masa itu.

Di kota Knossos, Faistos, dan Malllia, terdapat istana-istana yang tak disertai kuil umum. Tempat ibadahnya sangat kecil, sehingga memunculkan dugaan bahwa ritual keagamaan dilakukan di luar ruangan. Dalam tempat suci tersebut terdapat altar keci tempat tersimpannya patung-patung dewa. Hal ini berlawanan dengan Periode Klasik, ketika banyak bermunculan kuil besar.

Yang jelas adalah bahwa pada Peradaban Minoa (2000-1400 SM) di Kreta dan pulau-pulau di sekitarnya (Kyklad), masyarakatnya lebih menyembah dewi. Ada banyak sekali arca dan patung kecil dewi-dewi. Patung-patung itu dibuat dari kayu, batu, atau tanah liat. Ada dewi bumi, dewi ular, dan dewi binatang. Beberapa ahli percaya bahwa sebenarnya yang disembah oleh orang-orang Minoa hanyalah satu Dewi yang maha berkuasa. Teorinya adalah bahwa Dewi Agung tersebut memiliki banyak nama dan atribut. Dewi ular dan dewi bumi merupakan aspek yang berbeda dari dewi yang sama. Apakah teori ini benar atau tidak, itu sulit diketahui karena pada masa itu tidak ada tulisan yang menceritakan masalah keagamaan.

Sementara Peradaban Mykenai (1600-1050 SM) lebih menyembah dewa daripada dewi. Nama Poseidon ditemukan pada lemabran Lienar B yang ditemukan di pusat Mykenai. Nama Ares, Artemis, Athena, Hermes, Poseidon, Zeus, dan Dionysos, ditemukan dalam berbagai lembaran tanah liat yang berceceran. Meskipun begitu, tidak diketahui apakah nama-nama tersebut berkaitan dengan dewa-dewa dalam mitologi Yunani yang kita ketahui.

Bangsa Yunani Hellen tiba setelah Invasi Doria, dan mereka menganut agama patriarki (lelaki sebagai pemimpin), sehingga mereka menyembah Zeus sebagai dewa utama. Dalam kepercayaan mereka, Zeus adalah pemimpin semua dewa dan manusia, sekaligus sebagai dewa terpenting. Akibatnya, pada periode ini, para dewi bumi dan kesuburan dari Zaman Perunggu mulai berkurang pemujaannya dan tergantikan oleh Zeus.

Tak seperti agama Yahudi, Nasrani, atau Islam, agama Yunani tak memiliki kitab suci. Agama Yunani sebagian besar ditemukan dalam mitologi Yunani, bukan dalam suatu kitab seperti halnya Al-Qur'an. Salah satu risalah yeng menceritakan mitologi Yunani adalah Himne Homeros, yang disusun pada abad ketujuh-keenam SM, dan beberapa syair Orfeus yang tercecer dari abad keenam SM. Dan karya-karya tersebut menjelaskan tentang kisah-kisah para dewa, alih-alih cara beribadah atau ritual keagamaan.

Ada banyak tardisi dan festival di Yunani, namun itu berbeda-beda di tiap kota. Festival di Attika dan Boiotia terdokumenatsikan secara lebih baik daripada kota-kota lainnya. Banyak kegiatan yang terjadi dalam festival, antara lain ritual pengorbanan, puasa, pawai, dan kontes musik dan atletik.

Dalam suatu festival, biasanya ritual pengorbanan dipimpin oleh penguasa atau bangsawan, bukan oleh pendeta. Sementara pendeta bertugas mengurus kuil atau tempat suci. Namun semua bisa memberikan persembahan pada dewa.

Kuil-kuil Yunani merupakan prasasti penting mengenai agama Yunani kuno. Sumber paling berharga mengenai kuil dan temmpat suci ditulis oleh Pausanias, seorang geografer Yunani. Pausanias juga kadang menggabungkan informasi mengenai situs-situs keagamaan dengan mitos lokal.

Pada masa Zaman Besi, beberapa kelompok pemujaan baru, mulai bermunculan. Kelompok-kelompok ini didirikan oleh orang-orang yang tidak puas dengan agama konvensional. Kelompok-kelompok ini mengembangkan kepercayaan, pengajaran, dan ritual mereka sendiri. Hanya anggota kelompok tersebut yang mengetahui ritual kelompok masing-masing, yang dirahasiakan secara ketat dan tidak diberitahukan kepada sembarang orang. kelompok pemujaan ini disebut Agama Misteri. Salah satu kelompok yang terkenal adalah Misteri Eleusis.

VIVA – Dewa dan Dewi Yunani kuno yang sampai sekarang tetap populer dikalangan masyarakat luas, hingga sering diangkat ke dalam berbagai bentuk hiburan populer seperti film, musik dan game.

Dewa dan dewi itu ternyata memiliki latar belakang kenapa menjadi sangat terkenal. Untuk kali ini Viva menajabarkan Dewa dan Dewi berdasarkan kombinasi kekuatan, popularitas, dan posisi dewa dalam jajaran sebagai berikut.

Hades, Dewa Dunia Bawah

Penguasa orang mati, Hades bukan salah satu Dewa kehidupan akhri kehidupan. Hades akan menemani seseorang dengan kondisi menghabiskan sebagian besar waktunya di alam gelap tanpa matahari dengan jiwa-jiwa yang mengerang sebagai teman dan renungan .

Roket raksasa Artemis akan diluncurkan oleh NASA

Cerita Dewi ini bermula dari saudara kembar Apollo, Artemis membiarkan saudaranya memetik senar kecapi; dia jauh lebih tertarik untuk memetik senar busur.

Selain menjadi Dewi Perburuan, dia juga seorang dewi kesuburan dan persalinan, trik yang rapi untuk seseorang yang dikenal sebagai dewi perawan. Artemis paling bahagia jauh dari Olympus, ketika dia bisa berlari mengelilingi hutan, berburu dengan bidadari perawannya. Bekerja untuk kita.

Ratu Sparta, Leda, dan Zeus yang menyamar sebagai angsa.

Zeus, Raja para Dewa, bahkan lebih kuat dari saudaranya Poseidon. Dia memiliki kecenderungan untuk melontarkan halilintar. Zeus memerintah Olympus dengan tangan yang kuat untuk merusak dan mencintai istrinya Hera.

Nah, Itu Dewa dan Dewi yang terkenal di dunia Ini, bagaimana menurutmu?

Zeus, Raja para Dewa, bahkan lebih kuat dari saudaranya Poseidon. Dia memiliki kecenderungan untuk melontarkan halilintar. Zeus memerintah Olympus dengan tangan yang kuat untuk merusak dan mencintai istrinya Hera.

Bangsa Romawi adalah penduduk kota Roma. Kota Roma dimulai dari perkampungan kecil di bukit-bukit Palatine dan Aventine. Diceritakan bahwa Romulus adalah raja pertama Roma, dan pendirian Roma secara tradisional terjadi pada 753 SM. Menurut legenda, Romulus merupakan keturunan pahlawan Troya, Aineias, yang bermigrasi ke Latium (Italia) setelah kejatuhan Troya.

Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja. Raja ketujuhnya dikudeta dan rakyat Romawi menggantikannya dengan sistem pemerintahan republik pada 510 SM, sehingga Kerajaan Romawi berubah menjadi Republik Romawi. Pada masa kerajaan, tiga raja terakhir Romawi berasal dari bangsa Etruria (Toscana modern). Pada waku itu, bangsa Etruria adalah orang-orang yang paling kuat dan berpengaruh. Bangsa Etruria juga mengajari bangsa Romawi mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni, dan agama.

Romawi memenangkan serangkaian perang melawan musuh maupun sekutunya sendiri di daerah Latium. Pada abad ketiga SM, Romawi sukses menaklukan sebagian besar semenanjung Italia. Taras (kelak Tartentum) meminta Pirrhos dari Epiros untuk membebaskan kota-kota Yunani di Italia yang dikuasai oleh Romawi. Pirrhos memenangkan beberapa pertempuran (281-275 SM), namun kehilangan banyak sekali pasukan. Karenanya, Pirrhos pernah berkata, "jika sekali lagi kita menang, kita tetap akan dihancurkan oleh Romawi". Hingga kini, ungkapan "Kejayaan Pirrhos" diucapkan untuk menyatakan suatu kemenangan dengan pengorbanan yang besar.

Pada akhirnya, Romawi mengalahkan Yunani pada Pertempuran Beneventum (275 SM), dan Pirrhos harus angkat kaki dari Italia.

Pada saat kampanye militer Pirrhos di Italia dan Sisilia, Kartaghe merupakan sekutu Romawi, karena Pirrhos juga menyerang kota Kartaghe di Sisilia. Tetapi, di kemudian hari Romawi tertarik untuk menguasai Spanyol dan kepulauan Sardinia dan Korsika, yang saat itu dikendalikan oleh Kartaghe. Maka Kartaghe pun berkonfrontasi melawan Romawi dan terjadilan Perang Punik Pertama (264-241 SM). Pada akhirnya Kartaghe terpaksa harus menyetujui perjanjian dari Romawi.

Yang paling terkenal adalah Perang Punik Kedua (218-201 SM) ketika Kartaghe dipimpin oleh jenderal Hannibal Barca. Dengan membawa pasukan besar dari Kartaghe, Hannibal menginvasi Italia dan mengalahkan banyak legion Romawi. Hannibal menggunakan strategi serangan kejutan dan memenangkan pertempuran di Sungai Trebia (218 SM) dan di Danau Trasimene (217 SM). Pada Pertempuran Cannae, Hannibal kembali menunjukkan kehebatannya. Sementara Hannibal memimpin pasukan utamanya untuk menahan pasukan Romawi, sisa pasukannya mengelilingi pasukan Romawi dan memotong jalan keluar mereka. Pasukan Romawi lalu dihantam baik dari belakang maupun dari kedua sayap. Semua konsul dan dua mantan konsul Romawi terbunuh dalam pertempuran itu.

Romawi mengalami kerugian yang hebat namun mereka tidak menyerah pada Hannibal. Romawi lalu menunjuk salah satu jenderalnya, Quintus Fabius Maximus Kunktator, sebagai diktator. Strategi Fabius cukup sederhana: ikuti dan ganggu pasukan Hannibal, namun jangan lakukan pertempuran terbuka. Ini adalah jenis perang gerilya. Pada saat yang sama, Romawi mengirim pasukan yang dipimpin oleh Scipio bersaudara untuk menyerang basis Kartaghe di Spanyol, namun mereka terbunuh pada 211 SM. Scipio lain (anak dari salah satu Scipio yang terbunuh, kelak dikenal sebagai Scipio Afrikanus) memimpin serangan susulan dan berhasil menguasai Karthage Nova (Karthage baru) di Spanyol. Dia juga berhasil mengalahkan dan mengusir Hasdrubal Barca (adik Hannibal) dari Spanyol. Hasdrubal berusaha bergabung dengan kakaknya di Italia, namun usahanya digagalkan. Hasdrubal dikalahkan pada Pertempuran Metaurus (207 SM). Dengan perginya Kartaghe dari Spanyol, Scipio mengalihkan perhatiannya ke pusat pemerintahan Kartagahe, yaitu di Afrika. Hannibal tak punya pilihan selain meninggalkan Italia dan kembali ke Kartaghe.

Sebuah pertempuran besar terjadi di Zama pada 202 SM. Hannibal dan Scipio belum pernah bertempur sebelumnya, namun Scipio telah mempelajari taktik dan strategi Hannibal. Kali ini, pasukan kavaleri Romawi jumlahnya lebih banyak, dan Scipio menggunakan metode pengepungan milik Hannibal. Scipio mengirimkan pasukan kavalerinya untuk menyerang pasukan Hannibal dari belakang. Pada akhirnya, Kartaghe lagi-lagi harus menyetujui perjanjian damai hasil bikinan Romawi.

Tetapi, perdamaian dengan Kartaghe tidak menghentikan Romawi untuk mencari daerah jajahan baru di luar Italia. Pada saat kampanye militer Kartaghe di Italia, Filipos V (Philip V) dari Makedonia ikut membantu Kartaghe. Akibatnya Romawi pun menyerang Makedonia. Filipos V dikalahkan pada pertempuran di Kinosefalai (197 SM). Sekutu Filipos, Antioklos dari Suriah dan Asia Minor, juga ikut diserang dan dikalahkan. Di kemudian hari, Romawi kembali berperang melawan Makedonia, kali ini Makedonia dipimpin oleh putra Filipos V, yaitu Perseus. Makedonia dikalahkan pada pertempuran di Pidna (168 SM) dan Makedonia pun menjadi daerah jajahan Romawi.

Sementara itu Kartaghe di Afrika dan Korintus di Yunani bangkit melawan Romawi. Namun Romawi mampu mengalahkan mereka. Pada 146 SM, Romawi membakar habis kota Kartaghe dan Korintus. Romawi juga menjual semua penduduk Korinthos sebagai budak dan mengambil semua benda seni mereka. Dengan demikian, Afrika dan Yunani pun menjadi daerah kekuasaan Romawi.

Pada abad pertama SM, terjadi pemberontakan sipil di kota Roma. Para jenderal Romawi (yang sekalgus merupakan gubernur) saling memperebutkan kekuasaan. Pada 49 SM, terjadi lagi perang sipil antara Julius Caesar dan Pompey Magus. Caesar berhasil mengalahkan Pompey dan kembali ke Roma untuk membuat beberapa perubahan pada sistem politik Romawi. Namun dia dibunuh pada 44 SM. Persekutuan sementara didirikan oleh Oktavianus (keponakan Caesar), dan Markus Antonius (Mark Antony), salah satu anak buah Caesar. Mereka berbagi kekuasaan, Oktavianus memerintah wilayah barat, sedangkan Antonius mengurusi wilayah timur, seperti Yunani dan Suriah. Suatu hari, Antonius jatuh cinta pada Cleopatra, ratu Mesir dan mantan kekasih Caesar. Antonius lalu menceraikan saudari Oktavanianus dan menikahi Cleopatra, akibatnya terjadi perang antara keduanya. Oktavianus berhasil mengalahkan Antonius pada pertempuran laut di Aktium pada 31 SM. Antonius dan Cleopatra lalu bunuh diri.

Sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan, Oktavianus pun menjadi kaisar pertama Romawi pada 30 SM. Pada 27 SM, Oktavianus kembali ke Roma dan mulai melakukan reformasi pemerintahan. Namanya diganti menjadi Augustus Caesar. Romawi akhirnya kembali pulih setelah perang sipil yang panjang. Karya-karya Virgilus dan Ovidius bermunculan pada periode ini.

Selama perang sipil, Romawi memberikan kewarganegaraan Romawi pada para sekutunya, setelah Perang Sosial (91-89 SM). Pada masa Julius Caesar, kewarganegaraan boleh diberikan pada orang non-Italia, misalnya orang Galia, dan pada orang yang ingin tinggal di Kekaisaran Romawi. Salah satu warga Romawi yang terkenal adalah Saulus yang Yahudi, yang kelak dikenal sebagai Rasul Paulus.

Banyak di antara kaisar Romawi yang tak dilahirkan di kota Roma. Mungkin satu-satunya syarat untuk menjadi kaisar Romawi adalah harus warga Romawi. Kadanag, Senat memilih orang sebagai kaisar, namun di lain waktu, kandidat kaisar dicalonkan oleh pasukan Romawi di berbagai provinsi.

Augustus meninggalkan dinasti di Romawi setelah dia meninggal pada 41 M. Dia diteruskan oleh pemerintahan Tiberius (14-37 M), Caligula (37-41 M), Klaudius (41-54 M) dan Nero (54-68 M). Dinasti itu berakhir setelah kaisar Nero wafat pada 68 M. Dia bunuh diri setelah rakyatnya memberontak padanya. Setelah Nero, Romawi dipimpin oleh tiga kaisar dan masa pemerintahan mereka berlangsung pendek.

Pada 69 M, gubernur Romawi, Vespasianus (69-79 M), menjadi kaisar dan mendirikan dinasti yang baru. Di digantikan oleh putranya Titus (79-81 M) dan Domitianus (81-96 M).

Kekaisaran Romawi mencapai level dan stabilitas yang baru ketika dipimpin oleh kaisar Trajanus (98-117 M), Hadrianus (117-138 M) dan Antoninus Pius (138-161 M). Markus Aurelius (161-180 M) harus menjalani serangkaian pertempuran melawan kaum barbar di perbatasan Romawi. Dia digantikan oleh Kommodius, yang dibunuh pada 192 M. Pada abad ketiga M, terjadi gejolak dan pemberontakan di Romawi yang menyebabkan keterpurukan ekonomi.

Kaisar Diocletianus (284-305 M) dan koleganya Maximianus berusaha membangun kembali kekaisaran. Pengganti Diocletianus adalah Konstantius, yang merupakan ayah Constantinus Agung (312-337 M). Adalah Constantinus yang memindahkan ibukota ke Bizantium, yang namanya diganti menjadi Konstantinopel. Constantinus juga menjadikan Nasrani sebagai agama negara, walaupun dia sendiri baru dibaptis menjelang saat-saat kematiannya.

Pada abad keempat Masehi, perbatasan Romawi mendapat tekanan hebat dari kaum barbar, terutama oleh kaum Jerman. Kekaisaran Romawi lalu dibagi menjadi dua (394), dan masing-masing dipimpin oleh putra-putra kaisar Theodosius: Honorius memerintah di Romawi Barat, dan Arkadius berkuasa di Romawi Timur. Ada dua kelompok kaum Goth yang paling merusak Romawi, yaitu Visigoth dan Ostrogoth. Kaum Visigoth, dipimpin oleh Alarik, menyerang kota Roma pada 410 M. Karena hal ini, Honorius memanggil pulang legionnya yang sedang bertugas di Britania dan menyuruh mereka untuk mengabaikan daerah tersebut. Romawi Barat lalu diserang oleh Attila orang Hun, yang pasukannya berasal dari Asia Tengah. Attila dikalahkan pada Pertempuran Chalons di Perancis pada 451 M. Attila meninggal pada 453 M, namun setahun sebelumnya Atilla sempat menghancurkan daerah Aquileia di Italia Utara.

Adalah kaum Ostrogoth yang berhasil menaklukan Kekaisaran Romawi Barat. Pemimpin Ostrogoth, Odoaker, mengangkat dirinya sebagai Raja Italia. Dia juga mengasingkan kaisar terakhir Romawi, Romulus Augustus, ke Campagnia pada 76. Kaum Ostrogoth lainnya, dipimpin oleh Theodorik Agung, menginvasi Italia pada 489 M dan mendirikan kerajaan di Italia utara pada 493 M. Masa pemerintahan Theodorik berakhir pada 526 M, namun legendanya tetap abadi. Theodorik menjadi pahlawan dalam mitologi Norwegia, dan dia dikenal sebagai Dietrich dari Verona (atau Theodorik dari Bern).

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Artemis, Dewi Perburuan

Afrodit, Dewi Cinta

Terlahir dari buih laut, Aphrodite memiliki sifat terus terang dan keren. Begitu panas sehingga Zeus dengan cepat menikahkannya dengan putranya Hephaestus, agar para dewa lainnya tidak memperebutkannya.

Tapi Dewi Cinta ini lebih memilih kakak iparnya, Ares, Dewa Perang. Pasti dibuat untuk menikah dan melakukan makan malam keluarga yang menarik.

Untung Aphrodite menyukai Ares, sikapnya yang kejam dan wataknya yang suka berperang, para Olympian lainnya cenderung menganggapnya agak sulit untuk ditangani.

Dia biasanya bergaul dengan beberapa dewa yang kurang ramah, seperti dewa ketakutan, Dewa teror dan dewi perselisihan. Hal ini membuktikan bahwa cinta lebih kuat dari perang, anak Ares dan Aphrodite adalah Harmonia, yaitu dewi Harmoni.

Roket Apollo 11 meluncur ke angkasa luar

Apollo merupakan Dewa paling tampan dari para dewa, Apollo menjaga tangannya dalam segala hal, selain musik dan cahaya, dia juga terkait dengan ramalan, pengobatan, wabah, puisi, dan banyak lagi.

Orang-orang Yunani mengadakan Pertandingan Pythian setiap empat tahun untuk menghormati Apollo, hal ini akhirnya menjadi apa yang kita kenal sebagai Olimpiade. Jadi jika kamu ingin negara kamu membawa pulang emas, sedikit pengorbanan untuk Apollo mungkin bisa dilakukan.

Apollo, Dewa Musik dan Cahaya

Hermes, Dewa Pencuri dan Pengembara

Utusan para dewa, Hermes cukup penipu. Sebagai bayi, dia membuat marah kakaknya Apollo dengan diam-diam mencuri semua ternaknya. Untungnya, Hermes menciptakan kecapi untuk Apollo, yang menghaluskan segalanya.

Kemudian, Hermes mengambil pekerjaan dan menemani jiwa-jiwa mati ke dunia bawah. Dia dikenal karena gayanya yang khas, biasanya memakai topi bersayap dan membawa lambang kau tahu, tongkat dengan sayap dan ular melilitnya.

Dewa-Dewi Yunani dan Romawi: Perbedaan dan Persamaan dalam Mitologi Kuno

Minggu, 29 September 2024 - 22:42 WIB

Jakarta, WISATA - Dalam sejarah mitologi dunia, Yunani dan Romawi dikenal sebagai dua peradaban besar yang memiliki mitologi yang kaya akan dewa-dewi yang memengaruhi kebudayaan, agama, serta cara pandang masyarakat terhadap dunia. Meskipun kedua mitologi ini memiliki banyak persamaan, terutama karena pengaruh Yunani yang kuat terhadap Romawi, ada juga perbedaan yang signifikan dalam cara masing-masing peradaban memandang dan memuja para dewa mereka. Artikel ini akan mengulas perbedaan dan persamaan dewa-dewi dalam mitologi Yunani dan Romawi serta peran penting mereka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kuno.

Asal Usul dan Pengaruh Budaya

Mitologi Yunani lebih dahulu berkembang daripada mitologi Romawi. Dewa-dewi Yunani sudah dikenal di seluruh kawasan Mediterania sejak berabad-abad sebelum Romawi mencapai puncak kejayaannya. Ketika Romawi mulai menaklukkan wilayah Yunani dan wilayah Mediterania lainnya, mereka terinspirasi oleh kebudayaan Yunani, termasuk sistem dewa-dewi. Hal ini mengakibatkan adanya banyak dewa Romawi yang merupakan hasil adaptasi dari dewa-dewi Yunani.

Namun, meskipun banyak dewa Romawi berasal dari Yunani, Romawi memberikan sentuhan lokal terhadap mitologi mereka. Dewa-dewi Romawi lebih sering dikaitkan dengan nilai-nilai moral, hukum, dan disiplin, sesuai dengan karakteristik peradaban Romawi yang sangat terorganisir dan berfokus pada kekuatan militer dan politik.

Persamaan Nama dan Fungsi

Banyak dewa dalam mitologi Romawi memiliki padanan langsung dalam mitologi Yunani, dengan nama dan fungsi yang hampir serupa. Beberapa contoh utama meliputi:

Perbedaan dalam Karakteristik dan Fokus Pemujaan